RSS

Jumat, 22 April 2011

Pedang-pedang Milik Nabi Muhammad SAW

 
i
Rate This
Quantcast
Ini adalah pedang-pedang yang pernah dipakai oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya untuk berdakwah, jumlah total pedang yang pernah digunakan ada 9 buah.

1. AL MA’THUR

Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Juga dikenal sebagai ‘Ma’thur Al-Fijar’ adalah pedang yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebelum dia menerima wahyu yang pertama di Mekah. Pedang ini diberi oleh ayahnya, dan dibawa waktu hijrah dari Mekah ke Medinah sampai akhirnya diberikan bersama-sama dengan peralatan perang lain kepada Ali bin Abi Thalib.

Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 99 cm. Pegangannya terbuat dari emas dengan bentuk berupa 2 ular dengan berlapiskan emeralds dan pirus. Dekat dengan pegangan itu terdapat Kufic ukiran tulisan Arab berbunyi: ‘Abdallah bin Abd al-Mutalib’.

2. AL ‘ADB

Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Al-’Adb, nama pedang ini, berarti “memotong” atau “tajam.” Pedang ini dikirim ke para sahabat Nabi Muhammad SAW sesaat sebelum Perang Badar. Dia menggunakan pedang ini di Perang Uhud dan pengikut-pengikutnnya menggunakan pedang ini untuk menunjukkan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di masjid Husain di Kairo Mesir.

3. DHU AL FAQAR

Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Dhu Al Faqar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan pada waktu perang Badr. Dan dilaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang ini kepada Ali bin Abi Thalib, yang kemudian Ali mengembalikannya ketika Perang Uhud dengan bersimbah darah dari tangan dan bahunya, dengan membawa Dhu Al Faqar di tangannya.
Banyak sumber mengatakan bahwa pedang ini milik Ali Bin Abi Thalib dan keluarga. Berbentuk blade dengan dua mata.

4. AL BATTAR

Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Al Battar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Pedang ini disebut sebagai ‘Pedangnya para nabi‘, dan di dalam pedang ini terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi :
‘Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW’.
Gambar ukiran nama-nama para nabi di dalamnya :
Di dalamnya juga terdapat gambar Nabi Daud AS ketika memotong kepala dari Goliath, orang yang memiliki pedang ini pada awalnya. Di pedang ini juga terdapat tulisan yang diidentifikasi sebagai tulisan Nabataean.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 101 cm. Dikabarkan bahwa ini adalah pedang yang akan digunakan Nabi Isa AS kelak ketika dia turun ke bumi kembali untuk mengalahkan Dajjal.

5. HATF

Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992)
Hatf adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Dikisahkan bahwa Nabi Daud AS mengambil pedang ‘Al Battar’ dari Goliath sebagai rampasan ketika dia mengalahkan Goliath tersebut pada saat umurnya 20 tahun.
Allah SWT memberi kemampuan kepada Nabi Daud AS untuk ‘bekerja’ dengan besi, membuat baju baja, senjata dan alat perang, dan dia juga membuat senjatanya sendiri. Dan Hatf adalah salah satu buatannya, menyerupai Al Battar tetapi lebih besar dari itu.
Dia menggunakan pedang ini yang kemudian disimpan oleh suku Levita (suku yang menyimpan senjata-senjata barang Israel) dan akhirnya sampai ke tangan Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di Musemum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade, dengan panjang 112 cm dan lebar 8 cm.

6. AL MIKHDHAM

Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Ada yang mengabarkan bahwa pedang ini berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diteruskan ke anak-anaknya Ali. Tapi ada kabar lain bahwa pedang ini berasal dari Ali bin Abi Thalib sebagai hasil rampasan pada serangan yang dia pimpin di Syria.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 97 cm, dan mempunyai ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Zayn al-Din al-Abidin’.

7. AL RASUB

Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Ada yang mengatakan bahwa pedang ini dijaga di rumah Nabi Muhammad SAW oleh keluarga dan sanak saudaranya seperti layaknya bahtera (Ark) yang disimpan oleh bangsa Israel.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 140 cm, mempunyai bulatan emas yang didalamnya terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Ja’far al-Sadiq’.

8. AL QADIB

Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Al-Qadib berbentuk blade tipis sehingga bisa dikatakan mirip dengan tongkat. Ini adalah pedang untuk pertahanan ketika bepergian, tetapi tidak digunakan untuk peperangan.
Ditulis di samping pedang berupa ukiran perak yang berbunyi syahadat:
“Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah – Muhammad bin Abdallah bin Abd al-Mutalib.”
Tidak ada indikasi dalam sumber sejarah bahwa pedang ini telah digunakan dalam peperangan. Pedang ini berada di rumah Nabi Muhammad SAW dan kemudian hanya digunakan oleh khalifah Fatimid.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Panjangnya adalah 100 cm dan memiliki sarung berupa kulit hewan yang dicelup.

9. QAL’A

Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami,
Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi(Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang ini dikenal sebagai “Qal’i” atau “Qul’ay.” Nama yang mungkin berhubungan dengan tempat di Syria atau tempat di dekat India Cina. Ulama negara lain bahwa kata “qal’i” merujuk kepada “timah” atau “timah putih” yang di tambang berbagai lokasi.
Pedang ini adalah salah satu dari tiga pedang Nabi Muhammad SAW yang diperoleh sebagai rampasan dari Bani Qaynaqa. Ada juga yang melaporkan bahwa kakek Nabi Muhammad SAW menemukan pedang ini ketika dia menemukan air Zamzam di Mekah.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 100 cm. Didalamnya terdapat ukiran bahasa Arab berbunyi: “Ini adalah pedang mulia dari rumah Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah.”
Pedang ini berbeda dari yang lain karena pedang ini mempunyai desain berbentuk gelombang.
sumber google.com

Selasa, 01 Februari 2011

Bukti ... Jika Malaikat Menyumpal Mulut Fir'aun Sesaat Sebelum Ditenggelamkan


Dari Sa’id bin Jubeir dari Ibnu ‘Abbas radhiya’l-lahu ‘anhuma meriwayatkan: “dua orang Sahabat menghadap Rasulullah (menanyakan tentang Fir’aun). Sabda Nabi s.a.w: “Malaikat Jibril menyumpali mulut Fir’aun dengan pasir, khawatir kalau-kalau akan mengucapkan: la ‘ilaha illa’l-lah”[1]

Hadits di atas umumnya dapat kita temui pada bahasan ayat tenggelamnya Fir’aun, surah Yunus ayat 90, di mana Allah berfirman: “Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (Qs. 10:90) .

Pada detik-detik naza‘nya, malaikat Jibril melihat gelagat Fir’aun akan mempergunakan kesempatan dalam kesempitan. Allah Ta’ala memerintahkan malaikat Jibril untuk mengeksekusi nyawa Fir’aun dengan cara menyumpal mulutnya dengan pasir, supaya tidak sampai mengucapkan keimanan dan pertaubatannya. Akhirnya Fir’aun mati dengan mulut menyon dan jauh dari rahmat Allah s.w.t.(Tafsir Al-Kasyaf, 21 202). Karena iman dan taubat pada saat ini, tiada guna sama sekali.

Mengutip Tafsir Syeikh Sa’di, ada dua keadaan di mana iman tidak berguna pada saat itu yakni beriman di ujung sakarat dan beriman menjelang hari Qiamat, sesuai firman Allah dalam surah Al-Mu’min:85.

Fir’aun wafat di Laut Merah atau laut Qalzum atau sebelumnya populer dengan nama FAM AL-HAIRUTS, dekat terusan Suez, pada tanggal 10 Muharram dan karena itulah ada syari’at shaum ‘Asyura, setelah sebelumnya menyatakan taubat dan yakin akan Tuhan Allah s.w.t. Dan inilah taubat yang tertolak (Qs. 10:90)

Fir’aun kafir sejak orok

Di antara perkara yang aneh dalam din Fir’aun adalah fithrah kejadiannya. Umum-nya bayi diciptakan oleh Allah dalam keadaan fithrah, tapi tampaknya hadits ini dikecualikan terhadap bayi Fir’aun. Karena sejak orok sudah kafir di dalam perut ibunya.

Bunyi hadits “wa khalaqa fir’aun fi bathni ummihi kafiran,” dan Fir’aun dijadikan (oleh Allah) dalam perut ibunya dalam keadaan kafir. (HR. Ibnu ‘Adi dalam Al-Kamil dan Imam Thabarani dalam Al-Ausath). saat menyampaikan hadits ini Rasulullah s.aw sedang berkhutbah di hadapan para sahabat pada sore hari.

Ahli sejarah terpecah dua; ada yang bilang Fir’aun itu nama orang (ismul ‘ajam), yang lain dan terbanyak mengatakan Fir’aun itu gelar bagi raja yang lupa daratan. Tapi yang jelas, nama ini pertama kali dipakai oleh Walid bin Mush’ab bin Rayyan, keturunan Lois bin Sam bin Nuh.

Fir’aun Musa adalah Ramses II atau Ramses Akbar, yaitu dinasti yang ke-19 yang naik tahta pada 1311 SM. Ada yang mengatakan bahwa, Fir’aun ini juga bernama Maneftah (1224-1214 SM) yang Allah binasakan bersama 700.000 pasukannya di Laut Merah, mayatnya Allah selamatkan, pada waktu syuruq (matahari terbit), menurut Tafsir Muqatil (Qs. 10:90).

Mayatnya diawetkan dengan pembalseman dalam bentuk mumi yang kini disimpan di museum Mesir di Kairo dengan berbagai macam hikmah sejarah. Mumi ini ditemukan pertama kali oleh purba-kalawan Perancis, Loret, di Wadi al-Muluk (lembah raja-raja) Thaba Luxor Mesir pada tahun 1896 M. Pembalutnya dibuka oleh Eliot Smith, seorang purbakalawan Inggris pada tanggal 8 Juli 1907.

Sebuah gelar yang mengarah pada kultus. Pada saat inilah gelar bisa makan tuan. Gelar menyeret pemiliknya pada kesombongan, sehingga bisa lupa daratan. Fitnah ghuluw (kultus, fanatik) muncul dari pemujaan gelar yang kelewat batas.

Perhatikanlah pesan indah dari Imam as-Syafi’i rahimahullah berikut ini: Berkata Imam as-Syafi’i: “aku benci orang yang kelewat mengagungkan makhluk, hingga menjadikan kuburannya (di/sebagai) masjid. Aku kuatir terjadi fitnah atasnya dan fitnah atas orang sesudahnya.”

[1]Shahih, HR. Turmudzi [3107]; Ahmad [2145], at-Thabari [11/163]; Ibnu Hibban [6215]; Nasa’i [6/363]. Dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam as-Shahihah [2015] dan Shahih Sunan Turmudzi [2484]. Dishahihkan juga oleh Syeikh Syu’aib Arnouth, Tahqiq Shahih Ibnu Hibban [14/98]
http://situslakalaka.blogspot.com

Minggu, 23 Januari 2011

Cemburu    

Salah satu sifat lelaki yang sholeh adalah pencemburu. Karena hal itu mengisyaratkan adanya perasaan cinta. Islam memuji lelaki yang memiliki rasa cemburu dan mencela orang yang tidak memilikinya.
Selain menganjurkan rasa cemburu, Islam juga memberikan batas-batasnya. Yang mana bila batas-batas ini dilanggar, rusaklah kebahagian rumah tangga. Suami yang sholeh harus mampu memahami hal ini, agar dapat mewujudkan kehidupan Yang sakinah, mawadhah, dan rahmah. seperti dalam sabda rasulullah saw dari Abu Hurairah :   " Allah itu pencemburu dan seorang mukmin juga pencemburu, Kecemburuan Allah itu bila ada seorang hamba datang kepada-Nya dengan perbuatan yang diharamkan-Nya. (HR. Bukhari).   Dari Ibnu Mas'ud ra. Berkata, sa'd bin Ubadah berkata, " Kalau ketahuan ada seorang lelaki bersama istri saya, akan saya potong lehernya dengan pedang sebagai sangsinya."   Bersabda rasulillah saw. : " Herankah kalian dengan cemburunya Sa'ad itu ?, ketahuilah bahwa saya lebih cemburu dari padanya. Demi Allah saya cemburu karena kecemburuan Allah terhadap perbuatan keji, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi " (HR. Bukhari)  
Memang haruslah demikian agar seorang mukmin mempunya sifat dan berperangai ilahiyah dan nabawiyah ini. Adapun orang yang tidak mempunyai rasa cemburu, dia tidak dapat menjaga kehormatan Istrinya/ Suaminya. Ia acuh tak acuh Ketika mendapatkan istrinya bersolek dan memakai parfum ketika akan pergi ketempat umum, memamerkan rambutnya, memperlihatkan tubuhnya/ auratnya, dan berbicara dengan dibuat-buat agar menarik perhatian.
Perbuatan seperti itu adalah perbuatan tercela sebagai mana dalam Sabda Rasulillah saw : " Tiga golongan yang tidak bakal masuk surga : orang yang durhaka terhadap bapak ibunya, Duyuts ( Orang yang tidak mempunyai rasa cemburu), dan perempuan yang menyerupai laki-laki." ( HR. Nasai dan Hakim).
Posted By Artikel-Islami

Rabu, 19 Januari 2011

Kesetiaan    
Oleh : Patra Rina Dewi
  
 Ada yang mengartikan kesetiaan sebagai sebuah ikhtiar untuk menjaga hubungan yang telah dibina. misalnya, antara sahabat dengan sahabat, bawahan dengan atasan, rakyat dengan tanah airnya, dan lain-lain. Lebih kepada wujud cinta yang diaplikasikan untuk memberikan yang terbaik agar "sesuatu" yang sedang dimiliki tidak hilang. Lain lagi bagi suami istri. Mungkin kesetiaan bisa diartikan sebagai utuhnya kasih sayang yang diterima dari pasangannya, yang diiring ketulusan untuk selalu mendampingi dalam kondisi apapun.
Hari itu, pelajaran Embriologi yang membosankan ditiadakan. Karena ibu dosen yang bersangkutan tidak datang. Aku dan teman-teman bisa bernafas lega, karena otak bisa diistirahatkan dari gambar-gambar perubahan bentuk yang susah sekali untuk di mengerti. Namun, ada sesuatu yang terasa lain .. "menurutku, tidak biasanya Ibu absen", . Dalam keadaan sakit sekalipun, ibu memaksakan diri datang.
Jujur saja, dunia kuliah kadang menjemukan. Dalam canda, sering aku dan teman-teman melontarkan pertanyaan "Kapan ya giliran si ibu sakit ?". Sulit juga mencari standar sakit buat Ibu, karena sudah sekitar lima tahun beliau berperang melawan kanker. Padahal menurut prediksi dokter luar negeri yang menangani pengobatannya, seharusnya diperkirakan dua tahun yang lalu usianya habis. Ternyata Alhamdulilah, sampai kini Ibu masih segar bugar.
Dalam kegembiraan, mau tidak mau ada juga rasa gelisah yang hadir dalam pikiranku "Ada apa dengan ibu yah ? ". Masih teringat senyum dan semangat Ibu saat memberi kuliah seminggu yang lalu. Walau sebelah matanya sudah diperban. Namun, sedikitpun tidak terbersit wajah putus asa. Seperti lazimnya terlihat pada pasien penderita kanker lainnya. Saat sedang merenung, tiba-tiba muncul Bang Rudi (asisten ibu) sambil berkata, "Ibu masuk Rumah Sakit.", ujarnya. Kontan, diam-diam muncul pertanyaan di hati... " Buah dari doa kita kah ?". Mata-mata yang tadinya jail berubah jadi sendu. Inikah saatnya perjuangan Ibu berakhir ?, pikirku kembali.
Perlahan. ., aku dan teman-teman melangkah ke kantor Jurusan dengan alam pikiran masing-masing. Tepat di depan Dekanat, Suami ibu yang juga dosenku melintas dan menyapa dengan keramahannya yang khas "Habis kuliah ya? Kuliah apa ?", sapa beliau.
Lalu, Bagai berondongan senapan mesin, kami semua ingin bersuara untuk menjawab sambil mengajukan perrtanyaan, "jadwal kuliah sama Ibu Pak, tapi kami dapat kabar Ibu dirawat." "Ibu nggak apa-apa kan Pak ?", "Ibu kenapa Pak? ", tanya kami.
Sambil tersenyum, Bapak tersebut menjawab "Ibu anfal semalam, menurut dokter ... kanker ibu sudah menjalar ke kepala sehingga harus dioperasi, mohon doa dari kalian semua" , ujar beliau penuh harap.
"Wah, gue salut banget sama Bapak. Beliau gagah. padahal ibu nggak gitu cantik, ga punya anak lagi tapi setianya itu. gue benar-benar salut deh !" tiba-tiba Anti nyerocos tanpa diminta. "Gue mau deh jadi isteri keduanya Bapak" tambah Anti lagi, kontan semua rekanku menjadi tertawa.
========== *** =========
Hari itu, sudah dua pekan Ibu dirawat di Rumah Sakit, namun selalu saja cari-cari alasan untuk tidak menjenguk beliau. Kuliah Exacta-lah, Jadwal kuliah dan praktikum yang sangat padat lah, belum lagi setumpuk tugas dan laporan yang harus diselesaikan. Kalaupun ada waktu, siang hari di saat mentari sedang bersinar garang. Melelahkan.
Dari kejauhan, di ujung koridor.. wajah Bapak terlihat sendu, tidak seperti biasanya. "Apa yang terjadi dengan ibu yah ?, tanyaku. "Jangan-jangan." , diriku mulai berpikir cemas.
Kali ini, setengah berlari aku dan teman-teman menyongsong Bapak, tidak sabar ingin dapat jawaban.
"Pak, maafin ya.. kami belum sempat menjenguk ibu." Dengan penyesalan yang dalam Dida membuka percakapan.
"Bapak ngerti. " , sambil tersenyum, walaupun dalam sorot matanya tidak bisa menyembunyikan kesenduan.
"Ibu kalian mulai tidak sadarkan diri, dan juga Bapak telah melakukan kesalahan", kata beliau memulai ceritanya pada kami. "Dua hari yang lalu, ujar beliau, seperti biasa Bapak papah Ibu ke kamar kecil. tapi Bapak ceroboh sehingga Ibu tergelincir. bapak spontan menarik tangan Ibu agar jangan jatuh. Ibu memang tidak jadi jatuh, tapi tangan kiri Ibu patah, sesalnya.
Namun, dalam sakitnya Ibu masih bisa tersenyum dan menghibur. bahwa itu bukan salah Bapak", kata beliau sambil merenung.
Belum selesai Bapak bercerita.., bulir-bulir air mata beliau perlahan turun menuruni pipinya.
Suasana itu pun membawa kami jadi ikut bersedih, sehingga menangis bersama. Aku pun bertanya dalam hati, kenapa dalam duka kebersamaan itu baru terasa ?, Ya Rabb, beri kami kesempatan untuk tetap menikmati semangat Ibu, harapku.
Entahlah, mungkin doa yang sama terucap dari batin masing-masing ketika itu.
Sore itu, kami akhirnya menjenguk Ibu ke Rumah Sakit. Dan memang Ibu mulai tidak sadarkan diri. Dia mengigau. Sebentar-sebentar memanggil Bapak. Lalu dengan setia, Bapak mengusap tangan Ibu yang mulai bengkak karena telah lama dipasok infus dan terus berbaring. Dengan tatapan cinta dan senyuman Bapak membesarkan hati Ibu dan meyakinkannya bahwa ibu Insya Alloh bisa sembuh.
Pemandangan itu meluluh lantakkan segala kearoganan. Sampai akhirnya ada seorang teman Bapak bersuara "Sebenarnya istrimu sudah lama ingin menghadap Rabbnya, tapi kasih sayangmu masih membelenggunya, sehingga dia belum bisa pergi tenang. Lepaskanlah dia.. biarkanlah dia kembali. Allah mencintainya lebih dari cinta yang kau punya. Yakinlah saudaraku ! Allah pun takkan mengambilnya tanpa restumu, orang yang telah menjaga cinta yang dititipkan-Nya", jelas bapak tersebut memberi nasehat.
Genangan air mata yang tadi tertahan, sekarang meluncur deras . mengiringi perjuangan seorang hamba mempertaruhkan cintanya. Semua terpaku diam.. hening..
"Ya Rabb, bantu Bapak untuk mengikhlaskan Ibu pergi. Jangan hukum Bapak karena rasa cintanya" , kataku dalam hati ini berharap.
Lalu, dengan suara tersendat, Bapak berujar "Pergilah kekasih hatiku. sudah banyak kebahagiaan yang kau beri untukku, dengan sabarmu telah kau buat aku SETIA, dengan ketegasanmu telah kau antar aku menjadi seorang yang berarti. Dia lebih mencintaimu sayang. kembalilah kepadanya dengan tenang. Semoga kedamaian rumah tangga yang selama ini kita bina akan mempertemukan kita kembali di surga-Nya. Aku mencintaimu isteriku. Asyhaadu allaa ilaaha illallaah wa asyhaadu anna muhammaadurrasuulullaah.." Bapak terkulai di dahi Ibu. seakan tak rela berpisah. Ibu pun tersenyum perlahan. Dan ternyata itulah senyumannya yang terakhir.
"Innalillaahi wa ina ilaihi raaji'un."
Ibu kembali ke pangkuan Yang Kuasa. Akankah Embriologi tetap menjemukan ?
Tidak !! Kami harus semangat. tidak boleh gagal ! Setidaknya, Ibu tetap bisa tersenyum dari alam sana. karena perjuangannya tidak sia-sia.
"Ringankan siksa Ibu di kuburnya ya Rabb. Izinkan Ibu tetap tersenyum dalam menjalani penantian menunggu hisabnya. Beri kami semangat dan ketabahan seperti yang Ibu punya ya Allah. Sampaikan kalau kami sangat kehilangan.
Ampuni kesalahan kami pada Ibu. Kami menyayanginya ya Rahman"
Saudaraku yang baik. mungkin kesetiaan menjadi lain artinya dalam versi sahabat semua. Mudah-mudahan cerita ini menjadi bahan renungan, bahwa setia itu tidak diukur oleh faktor yang tampak, tapi lebih didominasi oleh komitmen dan cinta yang terarah. Mudah-mudahan SETIA yang terbentuk hanya berasal dari cinta kepada Allah.
Wallaahu'alam (patra / Villa sekpim / 12 / 4 /2003) © 2003 www.manajemenqolbu.com ***
*Mohon maaf kepada Bapak karena kisah hidup Bapak saya modifikasi. Mudah-mudahan pelajaran ini bisa jadi bekal bagi kami dalam membina keluarga. Amin.
Teruntuk "viet camp". Jangan lupa panjatkan doa untuk Ibu ya.
Posted by Artikel-Islami
Mau Taraweh Apa Mejeng Seeeeh...?    
 
Ini cerita "djaman moeda doeloe". Waktu belum jadi ikhwan seperti sekarang. Uups, sekarang juga nggak ikhwan beneran sih. Tapi setidaknya berusaha menjadi ikhwan sejati. Ihiks...

Cerita waktu masih di kampung halaman, Pontianak. Kota khatulistiwa yang panasnya bisa bikin item badan.

Dekat rumah orang tua ada 2 mesjid terdekat. Nama mesjidnya Al-Manar, dan satunya lagi adalah Babussalam. Kalau di Al-Manar, jalan menuju ke sananya itu jalan besar. Mesjidnya pun bagus, dekat dengan lingkungan perumahan dan perkantoran. Nggak heran pada banyak yang taraweh di sana. Termasuklah yang muda-muda seperti saya. Taraweh di Al-Manar ini singkat, cuma 8 rakaat, plus 3 rakaat witir. Sebelumnya tentu saja shalat Isha' berjamaah.

Sebagaimana yang lainnya, dengan terengah-engah --setelah makan es kelapa, es cincau, es cendol, nasi sepiring penuh, dan segala macam jua dah ludes di perut-- saya pun berangkat ke mesjid. Oalah, ini buka puasa apa dendam ya?

Ih, pasti ada yang nyengir lebar. Ngaku aja deh, kalo yang nyengir juga begitu kan?

Datang ke mesjid sengaja agak dekat-dekat adzan, kan biar teras mesjid udah penuh duluan. Tahu kan kalo shaf perempuan itu yang terbaik adalah yang di belakang. Kok, sepertinya justru gadis-gadis lah yang tahu hal ini ya? Mereka rame duduk di teras mesjid bagian belakang. Padahal di dalam mesjid mungkin masih ada yang kosong. Atau jangan-jangan punya niat sama ya?

Nah...
Tempat wudhu' itu di belakang teras mesjid. Jadi kalau mau ambil wudhu' kudu lewat di samping jama'ah gadis-gadis. Jadilah saya dan beberapa teman lain sengaja ambil wudhu' itu ketika teras udah mulai penuh. Biar bisa sambil curi-curi pandang, geto!!!

Sengaja pula kalo shalat milih shaf paling belakang biar bisa dilihat jama'ah perempuan. Siapa tahu ada camer yang lihat lalu tertarik jadiin saya mantu. Tapi seperti biasa, shalat itu selalu bikin kantuk. Jadinya lagi-lagi ambil wudhu. Idih, ini sih emang sengaja biar bisa bolak-balik sekalian mejeng.

Apalagi kalau ada teman yang ngasih tahu, "Eh, ade yang cantek sebelah sanak, boy."
"Ah, bual jak awak nih. Tadik tak ade pon," jawab saya, juga dengan bahasa Melayu Pontianak.
"Eh, cobelah tengok kalok tak pecayak same kamek!" sambung teman itu lagi.

Penasaran! Jadinya waktu rehat sejenak setelah tiap 4 rakaat itu hanya untuk balik lagi ambil wudhu'. Terus begitu bolak-balik.

Ih siapa tahu, ketemu jodoh sesama jomblo. Iya kan? Tapi kadang suatu saat insaf juga, ini mau taraweh apa mejeng seeeeeh?

Akhirnya saya lebih memilih shalat di mesjid satunya lagi, Mesjid Babussalam. Mesjid ini nggak favorit buat anak muda. Udahlah mojok di jalan kecil, di sebelahnya pun kuburan. Serem kan? Padahal bagus juga, jadinya ingat mati dan biar shalatnya rada khusyuk. Karenanya nggak heran lebih banyak orang tua yang jadi jama'ahnya.

Kalo mau ke Babussalam ini saya biasanya potong jalan, lewat kompleks perumahan orang-orang Madura. Jangan bayangkan rumah-rumah megah, tapi rumah di situ dempet-dempetan. Antara seberang rumah yang saling berhadapan hanya dipisahkan sebuah gertak/jembatan kecil.

Enak juga shalat di Babussalam. Bacaan imamnya merdu, hapalan suratnya juga bagus. Lebih lama sih, 23 rakaat. Tapi karena emang niatnya mau jadi ikhwan beneran, kudu dikuat-kuatkan. Walau pun jujur saja, tiap selesai rakaat diitung. Alhamdulillah udah 8, alhamdulillah udah 10 dan seterusnya. Fuiiih...

Saking udah jatuh cintanya sama mesjid ini, Subuh pun saya shalat di sana. Pakai kain sarung, baju koko dan kopiah warna putih, abis sahur lalu beranjak pergi. Selalu begitu. Alhamdulillah, ibadah di bulan Ramadhan pun rasanya lebih khusyuk. Setidaknya pikiran untuk lirik sana lirik sini nggak ada lagi. Mau lirik siapa, mak-mak geto!!!

Tak lupa pula bersyukur, pelan-pelan udah bisa jaga hati. Niat ibadah beneran, bukan untuk mejeng anak gadis orang. Alhamdulillah...

Namun...
Karena udah biasa lewat jalan yang sama, jadinya banyak juga yang kenal. Eh, ada pula yang nyeletuk, "Alimnye budak nih. Kalok maok, boleh pulak kujodohkan dengan anak dare aku."

Waduuuh...!!!

-Abu Aufa-
http://www.abuaufa.net/
http://abuaufa.multiply.com/

Catatan :
- Eh, ade yang cantek sebelah sanak, boy : Eh, ada yang cantik di sebelah sana.
- Ah, bual jak awak nih. Tadik tak ade pon : Ah bohong saja engkau ini. Tadi tidak ada pun.
- Eh, cobelah tengok kalok tak pecayak same kamek! : Eh, cobalah tengok kalau tak percaya sama saya!
- Alimnye budak nih. Kalok maok, boleh pulak kujodohkan dengan anak dare aku : Alimnya anak ini. Kalau mau, boleh pula kujodohkan dengan anak dara aku.
 Posted by Artikel-Islami

Selasa, 11 Januari 2011

"Melati Itu Pernah Terluka" 







Wass
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Ra'd 13:11)
*****
"A..ti..ka..?!." Sejenak Nisa tertegun melihat sosok yang ada di hadapannya. Hampir saja ia tak percaya bahwa wanita itu adalah sahabat lamanya.
"Iya Nisa, aku Tika!." Mereka saling berpelukan melepas rindu. Hampir 7 Tahun sudah perpisahan itu. Akibat sebuah pertengkaran yang menorehkan luka di hati Atika!. Dan Nisalah orang yang patut dipersalahkan dalam hal ini!.
Dulunya mereka adalah sahabat karib, kemana pergi selalu bersama. Tika dengan kekuatan fisiknya bak bodyguard yang selalu melindungi Nisa. Ditambah kelebihannya dalam lomba lari, lengkaplah sudah, namanya terkenal. Ia juga pintar mencari uang dengan berdagang kecil-kecilan, sehingga tidaklah heran walau keluarganya tergolong sederhana namun uang jajannya bisa sepuluh kali lipat dari anak-anak pejabat.
Suatu ketika,
"Boleh aku menumpang di rumahmu Nisa?.. kakak ipar mau memperkosaku!, alhamdulillah Allah melindungiku. Ini sudah kedua kalinya!."
Nisa terkejut setengah mati mendengar berita itu, "Innalillaahi.. orangtuamu tahu hal ini?.." Wajah pucat di depannya mengangguk, "Jalan terbaik Beliau menyarankan aku pergi!, karena jika sebaliknya, kabar buruk ini akan tersebar dan keluarga kami akan malu!."
Nisa bertanya-tanya dalam hati, kenapa putusan orangtua Atika tidak adil? kenapa Beliau memilih manusia tak bermoral itu daripada anak kandungnya sendiri?!.
Setelah menceritakan musibah yang menimpa sahabatnya, Orangtua Nisa turut prihatin. Sejak saat itulah Atika menjadi bagian dari keluarga Nisa.
Setahun, dua tahun.. empat tahun berjalan, kebersamaan mewarnai mereka. Namun menginjak tahun kelima.. saat sibuk menghadapi ujian SMA, tanpa disengaja Nisa berkata dengan nada emosi pada Atika, gadis itu hampir tak punya keinginan untuk lulus, ia hampir tak pernah menyentuh bukunya.
"Bagaimana mungkin kamu bisa jadi orang sukses kalau tak punya usaha untuk itu Tika?!." Takk!, kata-kata Nisa begitu pedas terdengar, ia sadar selama ini hanya menumpang, hidup dari belas kasihan orang.
Keretakan hubungan mereka dimanfaatkan Andini, entah bagaimana keesokan harinya Atika pamit pada orangtua Nisa, walau dengan alasan yang cukup kuat. Sementara Nisa dengan perasaan bersalah menumpahkan kepedihannya dengan belajar mati-matian mengejar kelulusan, akhirnya kedua sahabat itu semakin jauh, Nisa melanjutkan studynya ke Yogya.
Waktu yang lama membuat segalanya berubah. Melati yang pernah dilukainya itu seakan tak pernah menyimpan dendam sedikitpun. Nada bicaranya, tingkah lakunya, senyumannya, semua terasa tulus dan indah. Nisa mendesak Atika untuk bercerita.
"Usai pamit dari rumahmu Nisa, aku betul-betul bingung!, Dini yang menyarankan aku pergi mau bertanggung jawab, ia meminta ibunya mempekerjakanku. Alhamdulillah aku diterima menjadi penjaga sekolah, walau gajinya kecil, aku bersyukur bisa mandiri. 
Pekerjaanku setiap hari menimba air, mengisi wc guru dan murid sampai penuh, jauhnya minta ampun.., aku juga harus menyapu sekolah dan memotong rumput.
Tenaga yang kukeluarkan tidak sesuai dengan makanan yang kukonsumsi, bayangkan saja dengan uang segitu aku hanya mampu makan nasi dengan ikan asin, kadang aku memetik kangkung liar untuk dijadikan sayur.
Mungkin Ayahmu tak tega melihat keadaanku, beberapa kali Beliau memergokiku sedang menebas rumput. Suatu hari ia menawarkan bekerja di rumah Wakil Gubernur dengan gaji lumayan tinggi, namun aku masih teringat akan pertengkaran kita. Begitu polosnya kuminta Bu Mulyani (Ibu Andini) untuk mengambil sikap dalam masalah ini. Beliau seakan tak ingin melepaskanku, aku dimintanya membuat surat perjanjian, jika sudah bekerja selama setahun, aku harus diangkat menjadi pegawai negeri!. Wajah ayahmu berubah ketika mendengar permintaanku.
Tak lama kemudian ayahmu memberi khabar bahwa tempat yang ditawarkannya sudah terisi orang!. Aku bisa membaca sirat kekhawatiran dimatanya melihat keadaanku. Beliau meninggalkanku setelah memberi sejumlah uang. "Jaga dirimu baik-baik Atika.." katanya. Aku nangis.
Akhirnya aku kembali pada pekerjaan semula, gajiku dinaikkan hampir 2 kali lipat atas prestasiku menangkap maling yang ingin mencuri komputer sekolah. Satu lawan satu aku menang!. Aku juga mulai meningkatkan penghasilan, berjualan kacang goreng, es dan manisan, dari hasil keringat itulah aku bisa membeli kulkas.
Suatu ketika musibah dasyad menimpa lagi, sekolah dimasuki maling untuk kedua kalinya!. Mereka ramai sekali Nisa.. sedangkan aku hanya sendiri. Letak sekolah itu terlalu jauh dari tetangga yang akan mendengar teriakanku untuk minta tolong, aku memilih diam.
Esok harinya Bu Mulyani marah besar,
"Kamu ini bagaimana sich Atika! diserahi tangung jawab tapi tak becus!, kamu kan perkasa kenapa tidak melawan?!. "
Semua Guru membelaku. Mereka bersyukur aku selamat. "Alhamdulillaah Tika kamu tidak apa-apa, jika kamu keluar entah apa jadinya.." Kata-kata itu membuat aku sedikit terhibur. Tapi Bu Mul! Beliau masih terus menyalahkanku, bahkan polisi sendiri dimarahinya, ia menganggap komputer-komputer itu lebih berharga daripadaku!. Telah habis rasa sabar ini, tanpa bisa mengendalikan emosi aku melawan.
"Saya memang wanita perkasa Bu! saya bisa melawan pencuri jika satu lawan satu!. Ini pencurinya ramai sedangkan saya sendiri. Apakah saya mesti menyerahkan diri?!, dan jika saya diperkosa mereka, apa ibu bisa mengganti kesucian saya?!.. dan menjamin masa depan saya yang sudah suram?!".
Bu Mul terdiam!. Sejak saat itu Beliau tak lagi memperdulikanku. Aku seakan hidup segan mati tak mau berada di rumah itu, kuputuskan untuk pp (pulang pergi) dari rumah ke sekolah. Ternyata musibah tak hanya sampai di sini, pencuri yang tahu rumah itu kosong mengambil kulkasku. Aku stress Nisa.. ditambah kematian ayah, seperti orang hilang ingatan, aku suka termenung-menung sendiri!.
Ibu tak tahan melihat keadaanku, Beliau mohon pada orangtuamu untuk menerimaku lagi. Akhirnya aku kembali.
Sampai suatu ketika, ada kenalan orangtuamu dari Malaysia mengajakku bekerja pada putrinya. Aku menjadi TKW di negeri orang dengan gaji lumayan. Alhamdulillaah.. sejak saat itulah kehidupanku mulai berubah!. Aku bisa membantu merehab rumah orangtua, memberi pinjaman modal saudara-saudaraku, menghadiahkan ponakan mainan dan uang, membeli kebun, membiayai seorang yatim yang miskin untuk melanjutkan sekolah sampai tamat SMA, dan.. aku punya tabungan untuk modal usaha jika Allah mengizinkanku berumah tangga!."
Nisa terharu mendengar penuturan sahabatnya. Sebuah cerita panjang yang penuh duka, namun berujung kebahagiaan.
"Maafkan segala kesalahan Nisa ya Tika..!" Ucap Nisa dengan butiran air mata.
Atika memegang lembut jemari tangannya. "Tidak Nisa, kamu tidak salah! lewat dirimu Allah menyadarkanku untuk memperbaiki diri dan penghidupan!. Aku memang tidak suka membaca buku.. tapi aku selalu membaca Firman Allah dan meresapinya dalam setiap tarikan nafasku!."
Nisa begitu bahagia atas perkembangan pesat sahabatnya, keesokan hari ia minta Ayuning menemaninya mengantar Atika ke Bandara.
"Nisa sering memikirkanmu Tika!. Ia begitu bahagia mendapatimu sebagai Melati yang berkedudukan tinggi!."
Atika tak mengerti apa yang dikatakan Ayuning, sementara Nisa hanya tersenyum mendengarnya. Akhirnya.. perpisahanpun tiba.
"Jaga dirimu baik-baik sayang..!". Ucap Nisa lirih sambil memeluk dan menciumi Melatinya. Tika tegar berusaha keras menyembunyikan tangis. Ia melambaikan tangan pada keduanya sambil berucap,
"Jangan khawatir!, insya Allah.. aku akan pulang dengan sejuta kesuksesan!."
Atika terlihat semakin mengecil, dan akhirnya.. hilang!. Serasa mimpi, Nisa terjaga dan mengajak Ayu untuk pulang. 
"Melati itu pernah terluka, Ayu.. rasa sakit menyadarkannya untuk bangkit!, berusaha menjadi manusia yang lebih baik!. Semoga Allah meridhai seluruh perjuangannya".
Posted by Artikel-Islami
Billaahi taufiq walhidayah
alaamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh
Ratna Dewi (wiwi_praty, Qalbu)

Kamis, 06 Januari 2011

Suara Penyiksaan Alam Kubur    
 
Penemuan suara penyiksaan alam kubur ini ditemukan oleh seorang peneliti dari Soviet bernama Dr. Azzacove (seorang komunis), berikut ini adalah penuturan ceritanya :
"Penemuan terakhir ini adalah penemuan yang sangat mengejutkan pendengaran kami, dengan penemuan ini banyak dari peneliti kami yang berhenti dari pekerjaan ini karena ketakutan. Pada awalnya kami hanya hendak mendengarkan pergerakan bumi dengan interval tertentu dan mendengarkan Super Sensitive Microphone yang masuk ke dalam bilik-bilik atau lubang-lubang bumi dan reruntuhan galian.
Pada awalnya kami menyangka apa yang kami dapat itu adalah gesekan dari alat-alat kami pada dinding-dinding perut bumi, tetapi suara ini menghancurkan seluruh logika kami. Setelah beberapa penyesuaian kami berkasimpulan bahwa suara ini berasal dari interior bumi, jadi seakan-akan di dalam perut bumi ini ada ruang lain yang berbeda dari tempat yang kami gali, dan dari ruangan tersebutlah kami tidak mempercayai apa yang kami dengar.
Kami mendengar dari ruang bumi yang lain itu ada suara manusia berteriak keras dalam kesakitan. Walaupun satu suara didengar, kami dapat mendengar ribuan bahkan jutaan latar belakang suara manusia yang sedang dalam kesakitan akibat penyiksaan. Setelah penemuan yang sangat mencenangkan ini, setengah dari peneliti kami berhenti karene takut.
Yang sangat mengejutkan lagi, bagi orang Soviet itu adalah setelah suara tersebut direkam, pada malam yang sama, keluarlah semacam gas atau kabut yang terang dari lokasi penggalian gas. Gas atau kabut tersebut keluar dengan membentuk pilar-pilar dan tulisan yang membentuk seperti sayap kelelawar (seperti lafadz ALLAH, wallahu a'lam), lalu menampakkan dengan sendirinya dengan bahasa Rusia yang artinya AKU TELAH MENAKLUKKAN atau AKU TELAH MENUNDUKKAN. Tulisan itu terlihat di awan Siberia yang gelap.
Kejadian itu sangat tidak masuk akal orang-orang Soviet, karena sedang akan diteror beberapa saat setelah itu datanglah ambulance ke kumpulan orang-orang tersebut dan memberikan obat yang dapat menghilangkan memori dengan singkat. Sebagai perawatan kepada korban yang melihat keajaiban itu (ini mungkin agar kejadian ini tetap dirahasiakan).
Nah, sebagai komunis, Saya tidak percaya adanya surga dan Injil, tetapi sebagai Ilmuwan sekarang Saya percaya adanya NERAKA. Sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata, apa yang Kami temukan, apa yang Kami lihat dan apa yang Kami dengar. Dan sekarang kami yakin bahwa kami menggali dekat, dekat sekali dengan PINTU NERAKA.". Lalu Dr. Azzacove melanjutkan, "mesin penggali tiba-tiba berputar dengan sangat cepat ketika Kami mencapai salah satu kulit bumi, tempereturnya menunjukkan hingga 2000 derajat Fahrenhait, lalu kami mendekatkan microphone itu disana untuk mendengarkan pergerakan bumi, tetapi, yang terdengar adalah suara manusia, bahkan teriakan manusia dalam kesakitan. Pertama kami mengira suara itu adalah suara mesin. Tetapi setelah melakukan kajian ulang atas suara itu, suara yang terdengar adalah suara manusia bukan hanya satu orang, mungkin jutaan manusia yang sedang dalam siksaan dan kesakitan.
Apakah Anda tahu kenapa Jacques Costeau, seorang penjelajah dalam air berhenti beberapa saat sebelum dia mati. Dia berhenti karena dia juga pernah mendengar suara jeritan manusia di dalam air ketika ia sedang menjelajah di dalam air. Dan dalam kesempatan lain juga salah satu anak buahnya menemukan hal yang sama ketika ia sedang melakukan penjelajahan di sekitar SEGITIGA BERMUDA. Setelah ia sembuh dari shock yang sangat berat, kemudian ia menceritakan bahwa ia mendengar jeritan manusia yang banyak yang sedang disiksa di dalam perut bumi.
Untuk mendengarkan suara hasil penemuan tersebut lengkap dengan penjelasan ayat quran dan haditsnya silahkan download file MP3nya disini. Filenya berukuran 12 MB. Dalam file ini juga ada ceramahnya terlebih dahulu yang menerangkan tentang Hakikat Ruh.
Anda boleh percaya atau tidak, tetapi terlepas dari benar atau tidaknya suara tersebut, kita semua harus meyakini bahwa Alam Kubur dan Siksa Kubur itu ada, yang jadi pertanyaan sekarang adalah sudah siapkah kita untuk menghadapi alam Kubur ?
Semoga bermanfaat.
wallahu a'lam."HANYA ALLOH YANG MENGETAHUI ITU SEMUA"
Posted by Artikel-Islami